Tangga Yang Bermakna |
Cerita ini tentang seorang kakek yang sederhana, hidup
sebagai orang kampung yang bersahaja.
Suatu sore, ia mendapati pohon pepaya di depan rumahnya
telah berbuah. Walaupun hanya dua buah namun telah menguning dan siap dipanen.
Ia berencana memetik buah itu di keesokan hari. Namun,
tatkala pagi tiba, ia mendapati satu buah pepayanya hilang dicuri orang.
Kakek itu begitu bersedih, hingga istrinya merasa heran.
“masak hanya karena sebuah pepaya saja engkau demikian murung” ujar sang istri.
“bukan itu yang aku sedihkan” jawab sang kakek, “aku
kepikiran, betapa sulitnya orang itu mengambil pepaya kita. Ia harus
sembunyi-sembunyi di tengah malam agar tidak ketahuan orang. Belum lagi mesti
memanjatnya dengan susah payah untuk bisa memetiknya..”
“dari itu Bun” lanjut sang kakek, “saya akan pinjam Surat Ar-Ra’d Ayat 22 dan saya taruh di bawah pohon pepaya kita, mudah-mudahan ia datang
kembali mlagi kembali hadir, ia mendapati pepaya yang tinggal sebuah itu tetap
ada beserta tangganya tanpa bergeser sedikitpun.
Ia mencoba
bersabar, dan berharap pencuri itu akan muncul lagi di malam ini.
Namun di pagi
berikutnya, tetap saja buah pepaya itu masih di tempatnya.
Di sore harinya, sang kakek kedatangan seorang tamu yang
menenteng duah buah pepaya besar di tangannya. Ia belum pernah mengenal si tamu
tersebut.
Singkat cerita, setelah berbincang lama, saat hendak
pamitan tamu itu dengan amat menyesal mengaku bahwa ialah yang telah mencuri
pepayanya.
“Sebenarnya” kata sang tamu, “di malam berikutnya saya
ingin mencuri buah pepaya yang tersisa. Namun saat saya menemukan ada tangga di
sana, saya tersadarkan dan sejak itu saya bertekad untuk tidak mencuri lagi.
Tangga Yang Bermakna |
Untuk itu, saya kembalikan pepaya Anda dan untuk menebus
kesalahan saya, saya hadiahkan pepaya yang baru saya beli di pasar untuk Anda”.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah
inspirasi diatas, adalah tentang keikhlasan, kesabaran, kebajikan dan cara
pandang positif terhadap kehidupan.
Mampukah kita tetap bersikap positif saat kita kehilangan
sesuatu yang kita cintai dengan ikhlas mencari sisi baiknya serta melupakan
sakitnya suatu “musibah”?
“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan, orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)“. (Surat Ar-Ra’d Ayat :22)
"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak
berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan
(sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya
kepada harta."
Semoga menginspirasi.
Hiduplah bermanfaat bagi sesama, setidaknya jangan
menyakiti.
Post A Comment:
0 comments so far,add yours